Senin, 02 November 2015

Tembok Ratapan



Era digital dan smatphone pada saat ini 'memaksa' (kata bijak dari ikut-ikutan) kita untuk terbawa dalam arus perkembangan jaman dan teknologi. Bermacam ragam sisial media tercipta, dan meramaikan aplikasi smartphone tersebut. Tak perlulah disebutkan satu persatu, karena saya sendiri cuma punya facebook sebagai pegangan. pacman emotikon Gaptek ... gaptek.


Pada prinsipnya sosial media tercipta karena manusia adalah makhluk sosial. Tak dapat dipungkiri bahwa kita adalah makhluk yang butuh interaksi antar sesama, butuh teman, butuh dihibur kala sedih, butuh berbagi kala bahagia, dan lain sebagainya. Nah, sosial media adalah sarana yang menunjang itu semua, berangkat dari keprihatinan bahwa manusia modern sudah kehabisan waktu untuk bersosialisasi di dunia nyata akibat kesibukan mengejar karir dan lain sebagainya.


Semakin kesini, sosmed semakin berkembang dan digunakan untuk hal-hal yang sifatnya tidak hanya sekedar interaksi sosial semata. Beragam aktifitas sudah lumrah dijumpai. Mulai dari menulis berbagai macam tulisan, berbagi tips, bisnis oaline, da'wah bahkan sampai pada pencarian jodoh. Yang terakhir ini sesuatu banget ya?


Terkhusus untuk facebook, tidak sulit kirannya menemukan status yang sifatnya curhatan dan keluhan, Lumrah memang kalau dilihat dari perspektif manusia yang punya beragam emosi dalam jiwanya. Tapi, marilah sama-sama kita renungi dan berfikir ulang tentang kemanfaatan dari mengeluh dari dinding facebook.
Saya akan sedikit ekstrim dan mengupasnya dari segi religi. Bahwa Mark Zukerberg yang adalah pendiri facebook itu seorang yahudi. Walau menurut pengakuannya, dia adalah seorang atheis tapi, ritual berdo'a, meratap atau mengeluh di dinding ada pada kepercayaan bangsa Yahudi.


Adalah Tebok Ratapan yang terletak di sebelah barat Yerusalem. Tembok ini menjulang 18,9 m dari permukaan tanah dan memiliki panjang 57 m. Bahan utamanya adalah batu kapur yang disusun.

Umat yahudi dari seluruh dunia dan wisatawan lazim berdo'a di Tembok Ratapan, karena diyakini memiliki 'telinga tuhan'. Orang yang tidak sempat atau ada alasan lain bisa menuliskan do'a-do'anya dan menyelipkan diantara celah bebatuan.


Nah, bukankah penggambaran Tembok Ratapan cukup nyambung dengan cikal bakal facebook oleh penciptanya itu?


Lalu, masihkah anda akan mengeluh di dinding facebook? Atau mencari manfaat lain dari sosial media.


‪#‎AR‬

Tidak ada komentar:

Posting Komentar