Kamis, 19 November 2015

Memori Ksatria Baja Hitam (Stand Up Comedy Text)

Assalamu'alaikum

Cerita soal KBH-MX, berarti gua harus cerita tentang masa kanak-kanak dimana saat itu gua masih ngelap ingus pakai lengan baju, kencing masih dipegangin (yang ini jangan tanya situasi sekarang), masih duduk di samping salah seorang teman, nonton doi main tetris pakai gameboat, sambil berharap dia mau minjamin gameboatnya. dan masih banyak kegiatan di luar nalar yang sulit dicerna cabe-cabean dan terong-terongan.


Pahlawan super dari Jepang bernama asli Kotaro Minami ini, saat itu memang jadi idola banget. Gua sama kawan-kawan sampai mengabiskan banyak sekali halaman buku tulis untuk mengambar karakter pahlawan yang satu ini. InsyaAllah pada halaman terakhir buku catatan sekolah kita ada gambar KBH-MX.


Waktu kecil, keluarga gua belum punya TV yak. Teman-teman juga banyak yang begitu. Jadi, kita kalau ingin nonton KBH-RX itu numpang sama salah seorang temen yang cukup tajir. Suasananya ..., beuuuhhh, itu seperti kita saat ini 'nobar' piala AFF antara Indonesia vs Malaysia.



Serunya nonton KBH-MX itu pada saat doi berubah dari wujud manusia biasa menjadi pahlawan bertopeng belalang. Gerakannya diatur sedemikian rupa dengan efect berapi-api sebagai latar. Semua teman-teman sudah khatam dengan gerakan itu. Kendaraannya juga seru, namanya Belalang Tempur. Itu sebuah sepeda motor yang bisa datang hanya dengan dipanggil. Ojek online mungkin terinpirasi dari Belalang Tempur.


KBH-MX selalu menghadapi monster-monster jahat dengan beberapa senjata andalan dan akan selalu begitu pada setiap episode tanpa kita pernah merasa bosan. Pertama pukulan maut, kedua tendangan maut, lalu diakhiri dengan mengeluarkan pedang matahari. Pedang mataharinya ditebasin beberapa kali ke monster, kemudian si monster menggelepar-ngelepar dengan mengeluarkan kembang api dari tubuhnya. Itu gerakan slow motion yang lamaaaa banget, tapi bagian itulah yang membuat kita pulang 'nobar' dengan senyum sumringah dan puas.


Nah, intinya. Jangan remehkan tontonan anda, karena bisa jadi anda menemukan inspirasi dari sana. Seperti Go-Jek yang mungkin terinspirasi dari Belalang Tempur.


Sekian dan terima kasih
Gua ‪#‎AR‬
Wassalamu'alaikum.

Rabu, 18 November 2015

Lagi Galau (Stand up Comedy text)

Assalamu'alaikum

Perkenalkan, saya A R dan saya galauuuu ....

"Tak pernahkah kau sadari, akulah yang kau sakiti
engkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari
Oh Tuhan tolonglah aku, hapuskan rasa cintaku
aku pun ingin bahagia, walau tak bersama dia."


Saya adalah orang dengan beribu masalah, paraaahhh. Untuk menghibur hati, biasanya saya akan bernyanyi. Tapi semakin kesini semakin saya menyadari bahwa suara saya jauh lebih parah ketimbang masalah saya.


Galau saya kali ini akut, sudah tidak kuat lagi rasanya menanggung semua ini.

Kemarin saya putuskan untuk mengakhiri semuanya. Bunuh diri jalan yang terbaik, lalu saya mencobanya.


Pertama, saya coba menggorok leher dengan parang, belum jauh saya berjalan meninggalkan rumah menuju kebun kosong, ehh saya diajakin gotong royong sama warga.

Kedua, saya coba loncat dari tower, tapi saya lupa kalau saya takut ketinggian.

Kali ketiga saya coba menggantung diri, tali saya cari kesana kemari tidak saya temui, ternyata tali sudah habis terpakai oleh sodara-sodara saya untuk menyambung tali silaturrahim.


Sabar mungkin adalah jawaban terakhir untuk saya. Tuhan tidak akan menimpakan ujian diluar batas kemampuannya hambanya. Untuk itu saya akan kembali bernyanyi.


"C, A minor, D minor ke G
ke C lagi, A minor, D minor, ke G
ke C lagi."


Terima kasih
saya A R
dan masih galau.
Wasalamu'alaikum

Rabu, 04 November 2015

Dialog Romantis

CERMIN
AR

"Pah, besok beliin mamah cermin baru, ya!"

"Lha, itu kan cermin, Mah."

"Mamah ga percaya sama cermin itu, Pah."

"Ga percaya gimana, Mah?"

"Ga percaya bahwa mamah pantas mandampingi papah yang gantengnya selangit."

"Sun aaaahhhh."

Muuuaaahh

***


BA'DA LIBUR KE BALI
AR

"Gimana liburannya, Mah ..., Mamah senang?"

"Dibilang senang ya iyaa ... ga senang pun iya."

"Kok begitu ..., senangnya?"

"Mamah senang karena ternyata cowok-cowok bule yang terkenal ganteng, belum ada apa-apanya sama papah."

"Ahh, mamah bisa aja ... ndak senangnya kenapa?"

"Matamu tu lho, jelalatan terus ngeliatin yang toples-toples. Pokoknya seminggu ini papah tidur di luar titik."

"Jangan gitu dong, Mah ... Mah ... Mah ...."

Ngggeeeeek praakkkk, pintu kamar terhempas.

***

Senin, 02 November 2015

Tembok Ratapan



Era digital dan smatphone pada saat ini 'memaksa' (kata bijak dari ikut-ikutan) kita untuk terbawa dalam arus perkembangan jaman dan teknologi. Bermacam ragam sisial media tercipta, dan meramaikan aplikasi smartphone tersebut. Tak perlulah disebutkan satu persatu, karena saya sendiri cuma punya facebook sebagai pegangan. pacman emotikon Gaptek ... gaptek.


Pada prinsipnya sosial media tercipta karena manusia adalah makhluk sosial. Tak dapat dipungkiri bahwa kita adalah makhluk yang butuh interaksi antar sesama, butuh teman, butuh dihibur kala sedih, butuh berbagi kala bahagia, dan lain sebagainya. Nah, sosial media adalah sarana yang menunjang itu semua, berangkat dari keprihatinan bahwa manusia modern sudah kehabisan waktu untuk bersosialisasi di dunia nyata akibat kesibukan mengejar karir dan lain sebagainya.


Semakin kesini, sosmed semakin berkembang dan digunakan untuk hal-hal yang sifatnya tidak hanya sekedar interaksi sosial semata. Beragam aktifitas sudah lumrah dijumpai. Mulai dari menulis berbagai macam tulisan, berbagi tips, bisnis oaline, da'wah bahkan sampai pada pencarian jodoh. Yang terakhir ini sesuatu banget ya?


Terkhusus untuk facebook, tidak sulit kirannya menemukan status yang sifatnya curhatan dan keluhan, Lumrah memang kalau dilihat dari perspektif manusia yang punya beragam emosi dalam jiwanya. Tapi, marilah sama-sama kita renungi dan berfikir ulang tentang kemanfaatan dari mengeluh dari dinding facebook.
Saya akan sedikit ekstrim dan mengupasnya dari segi religi. Bahwa Mark Zukerberg yang adalah pendiri facebook itu seorang yahudi. Walau menurut pengakuannya, dia adalah seorang atheis tapi, ritual berdo'a, meratap atau mengeluh di dinding ada pada kepercayaan bangsa Yahudi.


Adalah Tebok Ratapan yang terletak di sebelah barat Yerusalem. Tembok ini menjulang 18,9 m dari permukaan tanah dan memiliki panjang 57 m. Bahan utamanya adalah batu kapur yang disusun.

Umat yahudi dari seluruh dunia dan wisatawan lazim berdo'a di Tembok Ratapan, karena diyakini memiliki 'telinga tuhan'. Orang yang tidak sempat atau ada alasan lain bisa menuliskan do'a-do'anya dan menyelipkan diantara celah bebatuan.


Nah, bukankah penggambaran Tembok Ratapan cukup nyambung dengan cikal bakal facebook oleh penciptanya itu?


Lalu, masihkah anda akan mengeluh di dinding facebook? Atau mencari manfaat lain dari sosial media.


‪#‎AR‬

Minggu, 01 November 2015

Sebuah Tanya Terjawab Cinta

Sebuah tanya terjawab cinta
A R


Jamah langitku jika kau ragu
bakar telagaku jika aku membatu
panah tembok itu agar tercurah isinya.

Kadang ...
dingin subuh tak terbaca olehku

atau ...
terlempar dalam api tak bermakna.

Bermainlah kembali isi mimpi
katup bibir agar aksara buta ku mengerti
jadilah salju sekali-sekali
bukankah mentari kita genggam erat pasti.

Karena, sebuah tanya terjawab cinta.


P K U
010115

Hujan Pagi Ini
A R

Kupahat prasasti di kisaran sunyi
membuang jauh baitbait sendu.
iya, tawaku sumbang lalu
tiada tangis lagi yang mampu kudendang
hanyut bersama kenangan.

Laksana dedaunan dibasahi hujan
damai nian 'kan terasa
haru aduhai syahdu
hanyutlah sukma ke daratan bahagia.

Di sini aku damai
di bawah dedaunan dibasahi hujan.


Riau
020615

Jumat, 30 Oktober 2015

Ijnkan Aku Menikah Lagi

Ijinkan Aku Menikah Lagi


"Kalau selalu begini Abang mau beristeri lagi aja, Dek." Sontak isteriku yang sedang memasak kaget menerima pernyataanku.

"Apa ...? Abang jangan macam-macam ya!" ancamnya sambil mencincang-cincang sebuah terong dengan pisau dapur yang terlihat lebih tajam dari biasanya.

"Tapi Abang ga tahan kalau selalu begini."

"Maksud Abang apa?" Dia mendekat masih dengan pisau dapur di tangan. Gleg.

"Kan kalau Abang punya dua isteri, otomatis kita juga punya dua pisau dapur. Jadi, itu pepaya di atas meja yang sedari tadi sungguh menggoda bisa Abang nikmati segera tanpa harus nunggu adek selesai masak." Aku sudah berancang-ancang untuk kabur karena bercanda yang ini terasa agak keterlaluan.


"Hahahahaha, Abang bisa aja." Dia tertawa renyah yang mengurungkan niatku untuk kabur, "gini aja ..., nih pisaunya, Abang selesaikan masak! Baru boleh ngupas dan motong pepayanya. Aku mau nonton drama korea dulu ya, Sayang."

"Ta-tapi, Dek."

"Ga ada tapi-tapian. Abang liat nasib terong tadi khan?" Dia menancap pisau ke buah pepaya ranum itu kemudian berlalu.

(hihaaa)

Senin, 26 Oktober 2015

Melati Jasmine (Sebuah Cerpen Tentang Kesetiaan)

Judul: Melati Jasmine
Oleh: Ayah Raziq


Waktu terus berlalu
tanpa kusadari yang ada hanya aku dan kenangan
masih terlihat jelas
senyum terakhir yang kau beri untukku.


---
Gadis kecilku berlarian indah mengitari taman, mengejar kupu-kupu. Gaunnya putih, senada dengan melati yang ada di sekitarnya. Taman sederhana halaman rumah kami, sebagian besar ditumbuhi melati.

"Mel, hati-hati ya, Sayang ...!"

"Iya, Ayah." Ia menoleh ke arahku yang tengah duduk di bangku teras lalu tersenyum indah yang tak terlukiskan. Itu senyum ibunya, persis sekali. Aku tertegun, ingatan tentang Almarhum ibunya membuat genangan di mataku.


***
Petir bersahutan, hujan semakin lebat, namun aku terus melaju menembus hujan dan genangan air di jalanan. Di balik helm, fikiranku kalut. Bos perusahaan tempatku bekerja tertangkap tangan melakukan penyuapan terhadap oknum pejabat di lingkungan Dinas PU untuk memuluskan proyeknya. Sialnya, aku adalah orang yang mempertemukan dan memperkenalkan mereka beberapa hari sebelumnya. Kedekatan antara aku dan keduanya, membuat namaku mau tak mau dilibatkan dalam hal ini. Kabar terakhir yang kuterima, KPK telah menggeledah kantor kami dan mencariku untuk dimintai keterangan segera setelah kami semua para karyawan, memutuskan untuk pulang dan berhenti bekerja.

Minggu, 25 Oktober 2015

Indonesia Dalam Tanya

INDONESIA DALAM TANYA

1. Bencana Kok Biasa?

Tahun demi tahun, demi tahun, demi tahun, negeri ini selalu dihadapi persoalan yang sama. Musim hujan kebanjiran, musim kering kekeringan. Masih untung cuma dua musim, kan? Anda bisa membayangkan kalau Indonesia beriklim sub tropis atau punya empat musim. Bencananya, musim semi, kesemian. Musim gugur, keguguran.

Peradaban Mesir kuno atau Lembah Mesopotamia kuno, berabad-abad sebelum masehi sudah berhasil menanggulangi bencana demi bencana yang akan mereka hadapi di setiap musim. Ini sudah abad modern, kenapa masih membahas tentang itu-itu juga?


2. Salahkah Bunda Mengandung?

Sebagian dari kita sungguh tidak beruntung lahir dari ras melayu yang berkulit sawo matang, berhidung pesek, dan pendek. Simak petikan iklan berikut ini:

"Dibutuhkan beberapa orang karyawan/i dengan syarat:

-Berpenampilan menarik
-Tinggi minimal 170 cm.
-Umur maksimal 25 tahun
-.........

Saran saya. Segera palsukan identitas, operasi plastik dan tarik-tarik tulang anda dengan "...." Pesan segera di "....," hanya seharga Rp 999.900,-.


3. Benarkah Indonesia itu Dari Sabang Sampai Merauke?

Setiap tahun Jakarta bertambah padat dengan kedatangan kaum urban sebanyak lebih dari 60.000 jiwa. Sebagai negara agraris sepertinya sawah dan ladang harus beroperasi secara manual suatu saat nanti.
Dalam hal ini, saya harus angkat topi kepada almarhum Bapak Pembangunan kita yang dengan gencar melaksanakan program transmigrasi. Dan sepenglihatan saya transmigran-transmigran itu sekarang sudah hidup jauh di atas kata 'layak'

"Piye kabare? Penak jamanku tho?"

Jumat, 23 Oktober 2015

Bicara Cinta

C I N T A


Assalamu'alaikum

Malam semua ... AR lagi nih, datang membawa pesan cinta. Aseekk

Ayo sini semua merapat!

Membicarakan tema yang satu ini memang tak akan ada habisnya, Guys. Dari jaman engkong buyut kita, sebut saja namanya Adam AS, sampai sampai jaman ini, di mana dolar sudah tembus Rp 14.000,-.


Luuuuuuuuaaaaass sekali pembahasan tentang cinta, semua setuju kan? Tapi saya mau konsen pada cinta terhadap lawan jenis. Seru nih, saya yakin joneswan/ joneswati mulai melirik tulisan ini.

"Ayo dong, AR. jangan bully kami terus. Hiks."


Setelah tulisan ini, jangan kalian berharap mendapatkan cinta dari saya, key. Saya penyuka SESAMA JENIS.

Itu kenapa bapak-bapak pada senyum-senyum ga jelas gitu? Kumis woyy, cukur!


Sudah fitrah manusia butuh dicinta dan mencinta, itu tak dapat dipungkiri. Mencintai lawan jenis adalah salah satunya. Bagi yang sudah berpasangan (suami/isteri) tentunya sebuah kebahagian karena telah menemukan tempat mencurahkan cintanya. Lalu bagaimana dengan yang belum menemukan pasangan, salahkah mencinta seorang lawan jenis? Karena ini semua adalah fitrah, menurut saya tidak ada salahnya. Yang salah adalah ketika perasaan itu diumbar-umbar, bersayang-sayangan, berkencan, dan lain sebagainya yang bertentangan dengan apa yang agama kita ajarkan. Pendeknya berpacaran.


Islam melarang berpacaran, tapi mencintai seseorang tidaklah salah. Tinggal bagaimana seseorang tidak menjadikan rasa cinta itu belenggu untuk hidupnya. Menuntut ilmu ya jalan, bekerja ya terus, ibadah apalagi, karena dalam ibadah dan do'a-lah pintu-pintu langit diketuk untuk mempersatukan cinta itu. Mari melihat contoh nyata dua manusia pilihan; Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra yang sebelum Allah mempertemukan mereka dalam mehligai rumah tangga sudah saling mencinta.


Jadi, ketika rasa itu datang jangan menghindarinya. Nikmati saja, perbanyak do'a. Yang salah itu bukan cintanya, tapi perilaku yang melawan titah agama. Jadikanlah Allah sebagai puncak segala cinta.

Diperintahkan-Nya Bersujud, buktikanlah bahwa kita adalah hamba yang mencitai-Nya. Mengingat-Nya selalu, sebut selalu nama-Nya, minimal baca Basmallah sebelum memulai sesuatu, dan baca Hamdallah sesudahnya. Lalu cari peringkat taqwa sekuat tenaga.

Terakhir, saya cuma mau bilang bahwa saya ga senang sama Raditya Dika dengan cinta brontosaurusnya, apalagi anak-anak yang kencing pun masih dipegangi sudah berani cinta-cintaan, cinta monyet. Karena tadi di atas saya sudah bilang bahwa saya penyuka SESAMA JENIS. jenis manusia.

Terima kasih
Saya AR
Wassalamu'alaikum

Selasa, 20 Oktober 2015

Sumpah Serapah Belantara



SUMPAH SERAPAH BELANTARA
Ayah Raziq

Akankah tiada hutan lagi yang dengan cucuku kelak akan kuajak dia ke sana? Mungkin hanya akan kubelikan lukisan.

Beruntunglah aku sedikit bisa bersahabat dengan hutan. Dengarkan merdu suara aneka burung yang aku tak kenal namanya, meneguk segarnya air dari celah bebatuan, hirup sejuk udara lansung di bawah hasil proses fotosintesis, dan cemas akan kehadiran penguasa-penguasa belantara. Hingga sampailah aku di suatu puncak dimana cakrawala dan mega-mega nyaris bisa kugapai. Betapa maha agungnya engkau dengan segala ciptaan mu duhai Rabb-ku.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Selamat Datang di Nusantara 6 Abad Silam (Puisi Essay)

SELAMAT DATANG DI NUSANTARA 6 ABAD SILAM
Ayah Raziq


Selamat datang di Nusantara para saudagar
dari jauh tuan berlayar
semoga letih penat di sini terbayar
mari saya hantar.

Selasa, 13 Oktober 2015

Persahabatan (Naskah Stand Up Comedy)



Assalamu'alaikum


Yang di sana sudah siap? Di sini sudah siap? Mari kita berdendang bersama.


"Ketika kau tak sanggup melangkah, hilang arah dalam kesendirian.
Tiada mentari bagai malam yang kelam, tiada tempat untuk mengadu."


Sudah, cukup ... cukup, saya tak butuh lemparan bunga atau sendal. Saya cuma butuh lemparan senyum dari kamu. Itu, pria berkumis di sana. Senyum yang indah sayang.

Tema kita kali ini persahabatan, walaupun saya tidak punya sahabat bernama Tema, yang ada itu Tami, Wulan Utami. Jangan GR lu, bahan doang ini.

Sahabat itu menurut saya adalah seseorang yang bersedia berbagi suka duka bersama. Tapi sahabat saya malah sering berbagi pin BB cewek cantik dengan saya. haduh

Persabatan itu hubungan yang indah bukan? Tidak menuntut banyak hal, paling sekali-sekali menuntut traktiran bakso. Itu bukan masalah, yang jadi masalah kalau tukang bakso menuntut kita karena membawa lari gerobak dagangan baksonya.


Suasana persidangannya begini:

Hakim:"Silakan bawa masuk barang buktinya ke ruang sidang"

Petugas: Susah payah mengangkat gerobak bakso berempat karena roda-rodanya sudah saya jual.

Saya punya seorang sahabat, kebiasaannya cukup aneh, dia sering keluar malam, badanya besar, rambutnya gimbal, taringnya keluar. Genderuwo.

Jadi ingat lagu.

"Persahabatan bagai kepompong, merubah ulat menjadi kupu-kupu."

Ini lagu harusnya disensor habis. Bayangkan saja, mula-mula sahabat tertutup rapat, berpakaian sutra, lalu tiba-tiba dia melepaskan pakaiannya dan memperlihatkan keindahan tubuhnya. (sensor, sensor).

Sudah ah, intinya begini: Persabatan itu suatu yang sakral. Hubungan yang terjalin karena rasa saling membutuhkan dan mengingatkan dalam kebaikan. Jagalah persabatan yang sudah kita bina, Awas mudah pecah, simpan di tempat sejuk, jauhkan dari jangkauan anak-anak.


Terima kasih
saya A R
Wassalam

Minggu, 11 Oktober 2015

Cara menulis Dialog Dalam Sebuah Tulisan

Tips Menulis: Cara Menulis Dialog dalam Cerpen
Isa Alamsyah

Berikut ini akan saya sampaikan cara penulisan dialog yang paling banyak dilanggar karena ketidaktahuan penulis pemula.
Diingat baik-baik ya

PERATURAN PERTAMA

Setiap dialog selalu masuk ke alinea baru
Kecuali dialog yang dipotong sedikit, lalu dilanjutkan

------"Mau kemana?" tanyaku. (alinea baru)

------"Mau tahu aja, itu urusanku," jawabnya. (alinea baru)

------"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku." (alinea baru - sambungannya tidak)

Perhatikan dialog (petik pertama) pada baris pertama dan kedua masuk alinea baru sekalipun halamannya masih muat. Petik keempat pada baris tiga tidak masuk alinea baru karena dialognya masih lanjutan dari petik sebelumnya hanya dijeda sedikit narasi.

PERATURAN KEDUA

Huruf pertama nempel (tanpa spasi) dengan kutip buka dan tanda baca/ huruf terakhir nempel dengan kutip tutup.

"Mau ke mana?" = benar

" Mau ke mana ?" = salah (ada spasi)

PERATURAN KETIGA

Huruf besar di awal dialog.
Kalimat di awal dialog sekalipun di awal petik dianggap sebagai awal kalimat jadi huruf besar.

"Mau ke mana?" = benar

"mau ke mana?" = salah (huruf pertama)

Kecuali kalau kalimatnya dijeda, maka kalimat pada petik berikutnya dianggap sebagai kalimat lanjutan jadi huruf kecil.

Contoh yang benar (jangannya huruf kecil)

"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku."

- kata jangan adalah lanjutan dari kalimat sebelumnya jadi huruf kecil saja.
karena kalau tidak dijeda kalimatnya:

"Tapi keselamatanmu juga urusanku, jangan tinggalkan aku," sanggahku sambil menangis.

Contoh yang salah (jangan-nya huruf besar)

"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "Jangan tinggalkan aku".

(sekalipun beberapa penerbit tetap melakukan ini tergantung kebijakan)

PERATURAN KEEMPAT

Titik, koma, tanda tanya tada seru, pada akhir kalimat ada di dalam petik bukan di luar petik dan menempel pada tanda petik penutup.
Akhir kalimat dalam petik yang diakhiri dengan titik atau koma, maka tanda baca tersebut ada di dalam petik menempel dengan petik terakhir bukan di luar petik

Contoh yang benar

"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku." (titiknya di dalam petik)

Contoh yang salah

"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku". (titiknya di luar petik)

PERATURAN KELIMA

Titik dipakai kalau dialog berhenti tanpa keterangan narasi
jika dengan narasi pakai koma.

"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku." (pakai titik)

"Tapi keselamatanmu juga urusanku, jangan tinggalkan aku," sanggahku sambil menangis. (pakai koma)

PERATURAN KEENAM

Kalau diawali narasi sebelum dialog dikasih koma dulu menempel pada huruf terakhir kalimat narasi lalu spasi lalu petik buka

Aku bertanya padanya, "Kamu mau ke mana?"

Ok segitu dulu, semoga bermanfaat kalau ada kesalahan mohon dikoreksi.

Jumat, 09 Oktober 2015

WALET JAMBRET (Ketika Dunia Tak Adil)



WALET JAMBRET
Ayah Raziq

Siang di depan sebuah SPBU, di persimpangan jalan lintas sumatera saat mentari sapa dunia dengan terik. Sorang pengemis pincang berjalan gontai menjinjing sebuah buntalan yang isinya masih tanda tanya, pakaiannya lusuh, tatapan datar, kosong, seakan tak peduli betapa indah pajangan isi ruko-ruko yang dilewatinya. Akh mungkin dia memang membuang kepedulian untuk itu. Satu hal yang dipedulikannya adalah ketika seorang gadis kecil menghampiri dan memberikan lembaran uang yang entah berapa jumlahnya. Indah sekali pemandangan itu, Si gadis lalu berlari kecil kearah ibunya yang baru keluar dari sebuah TOSERBA, mungkin baru selesai membeli sesuatu, si gadis tersenyum ramah dengan sedikit lesung pipit di pipi kirinya, pengemis pincang juga tersenyum sambil mulut bergerak naik turun, berterima kasih mungkin atau berdo'a entahlah.

Senin, 05 Oktober 2015

Derita Sumatera dan Kalimantan

Sumatera, Kalimantan yang Malang


Derita kami sampai kapan? Jangan pernah berfikir di sini kami tertawa bahagia, Teman. Anak-anak sudah hampir sebulan ini tidak bersekolah. Mereka generasi penerus yang kami harapkan. Kami, orang dewasa tentu saja harus bertahan dan terus mencari nafkah, tapi warung kami sepi, toko kami kehilangan pelanggan. Para pekerja jasa melakukan aktifitasnya dengan kondisi lemas, sekuat apapun kondisi tubuh, menghirup asap ini membuat tubuh kami lemah dan rentan sakit


Jujur, kami iri dengan kalian di belahan Nusantara yang lain. Di sini, pintu rumah kami jarang terbuka, Bahkan ventilasi, kami tutup dengan apapun asal asap tidak masuk rumah. Tak ada lagi anak-anak yang mengaji sehabis magrib, mereka juga terpaksa kami larang bermain di luar rumah, tak tega kami sebenarnya untuk mengurung mereka. Tapi biar saja mereka menangis asalkan tetap sehat. Pilu mendengar balita sebelah rumah batuk-batuk melengking.

Kami mungkin sakit dan mati perlahan, tapi kami terpaksa harus bertahan sampai saat itu tiba. Mohon do'akan saja kami baik-baik saj di sini.


Pekanbaru/Riau
05102015

Sabtu, 03 Oktober 2015

Dilema Cinta (Fiksi Mini)



Hakikat cinta suci adalah ketulusan tiada batas, mengorbankan apa saja yang harus dikorbankan demi cinta itu sendiri.

***

"Tapi aku cinta kau dan dia."

"Tega kamu, Mas." Rena terisak menerima kenyataan cinta yang selama ini dia jaga harus terbagi dengan lain hati.

"Mengertilah, Na ... ini sudah takdir dari-Nya."

"Kamu harus memilih aku atau dia, Mas!"

Kamis, 01 Oktober 2015

Analisa Ngawur (koplak)

ANABEL PEOT (Analisa Gembel Seputar Keong dan Bekicot)

Berikut fakta-fakta yang sering terabaikan seputar keong dan bekicot.

Senin, 28 September 2015

Anak Sampah (Cerpen)


"Eli anak sampaaahh ... Eli anak sampaahhh," ejekan kawan-kawan sekolah Eli membuat gadis kecil yang sedikit dekil itu menangis iba di bangku kelas.

"Bu guru datang woyy, duduk cepat, duduk!" Salah seorang murid berteriak.

"Pagi anak-anak," sapa Bu Risma yang dijawab serupa oleh murid-muridnya.

"Eli, kenapa kamu?" Sang Guru tergugah melihat Eli menangis di antara teman-temannya. Eli tak menjawab, ia malah berlari keluar kelas dan tak kembali.

Minggu, 27 September 2015

Remang Remang Puisi (Puisi Keren Karya Lim Pratama)


REMANG REMANG PUISI
Lim Pratama


Dagu simpuh kaki menganga
Di intip cawet diksi kemolekan
; di sana!
Para perempuan di etalase
Payudaranya di hanger
Nafsunya di bandrol
Tunggu tangan lelaki merogoh kocek

Sabtu, 26 September 2015

PERANG KAMPUNG (cerpen Gokil)

16:30


Bangkai-bangkai berserakan, darah berceceran di mana-mana. Beberapa laki-laki dewasa bersenjata lengkap berjalan gontai, sebagian berombongan, beberapa lainnya berjalan sendiri. Keletihan jelas terpancar dari raut wajah mereka, amarah sepertinya belum reda. Tubuh mereka berlumuran darah dan lumpur sisa pertarungan tadi.


10:15


Sabetan parang, cangkul dan tongkat bersahutan. Pekik, sorak dan sumpah serapah membahana. Suasana tercipta dengan ngeri. Sawah menjadi arena tarung, hutan di kaki bukit pinggiran kampung jadi ajang kejar-kejaran, gonggongan anjing memekakkan telinga.


07:00


Di halaman masjid kepala desa memberikan pidato:
"Bapak-bapak, sodara-sodara sekalian, kita telah sama-sama merasakan kerugian akibat hama tikus dan babi di kampung kita, hama-hama itu semakin mengganas, marilah sama-sama kita basmi mereka, bersama-sama tentu akan lebih mudah. Terima kasih atas kedatangan bapak-bapak pemburu dari desa tetangga. Dengan basmallah marilah sama-sama kita mulai perburuan hari ini.

Kamis, 24 September 2015

Dealova (cerpen)


"Bunda ... Ayah ganteng, ya?" Putri berujar setelah kami selesai shalat berjamaah, memeluk bundanya dengan manja dalam balutan mukena.

"Kalau ayahmu ndak ganteng mana Bunda mau," Viona tersenyum manis ke arahku, mendekap putrinya.

Selasa, 22 September 2015

Indonesia adalah Kita, Kita adalah Indonesia




Negeri syurga, aneka suku bangsa, ragam budaya, ribuaan bahasa, dan segala keaneka ragaman hayati melebur bersama satu tanah air bernama Indonesia. Pulau-pulau berseri, lautan sakti, lembah dan gunung asri adalah kenyataan pasti betapa kaya dan maruahnya negeri ini. Tak akan bisa dipungkiri kita lahir, tumbuh, besar, makan, minum dan dimanjai oleh rahim ibu pertiwi. Itulah faktanya.
Semenjak dahulu kala kekayaan negeri ini mashur di penjuru dunia.

Senin, 21 September 2015

Terlantar Duka Menampar Iba (puisi)




-Terlantar Duka Menampar Iba

Salam panas kotaku
di ujung jauh
di lembah kehidupan ini
dua sisi membelit sang nasib
berjibaku menyeret kaki tersembilu

Jumat, 18 September 2015

Berandal Malam


Ini duniaku, dimana ramah adalah sampah. Adzan isya' sudah pergi dari tadi, saatnya menunjukkan pada dunia bahwa aku ada.

Trotoar ini tak pernah bosan ditapaki jejakku, jejak penista. Di atas gelindingan roda sana, napas-napas sesak menuju pulang, mungkin pulang. Di sisi lain kulihat pertokoan sudah tutup, mereka telah menyudahi cerita ini hari.

Ada tikus berlarian. Gerakannya lincah, lincah sekali. Tubuhnya gempal, perutnya buncit. Aku rasa mereka lebih lincah dan lebih buncit dari delapan tahun yang silam. Di sana ada kucing, tak bergeming, hanya memandang. Takut atau mungkin sang tikus sudah menyediakan makan malam buat mereka.

Kamis, 17 September 2015

Stand Up Comedy Text

KABUT ASAP

Assalamu'alauikum
Malam semua ....

Sudah pada tahu kan kalau di Sumatera dan Kalimantan lagi diselimuti kabut asap? Dan gua diselimuti kabut rindu.

Di kota gua, jarak pandang hanya berkisaran antara 200 sampai 500 meter. Bahkan pada menjelang terbit atau terbenam matahari jarak pandang malah lebih parah.

Selasa, 15 September 2015

Nasib Anak Kost (Humor)



Nasib Anak Kost

Julian: "Bang, lu liat ketupat sayur yang di meja ga, tadi sebelum mandi gua beli?"

Aziz: "Punya elu, Jul? Wah kurang ajar tu Si Wiro."

Julian: "Dia yang ngabisin?"

Sabtu, 12 September 2015

Anyir Darah Malam Pertama (Thriller)


"Lalu bagaimana dengan janji-janji kita, Bang?"

"Orang tuaku, Dek."

"Lantas, Abang menyerah?"

"Percayalah ... hati abang hanya untukmu, Dek."

Itulah percakapan terakhirku dengan Bang Rusdi.

***
Hari ini seisi kampung geger dengan ditemukannya dua mayat di kamar pengantin, di atas ranjang, dan berpelukan. persis pagi hari setelah pesta penikahan.

'Santi, Bang Rusdi sudah menjadi milikku dan akan kubawa serta kemanapun aku 'kan pergi. Ini aku tinggalkan apa yang sudah menjadi milikmu.'

Sebuah surat tertuju untukku. Berdarah-darah, tertancap dengan sebuah paku di dinding bersama sebuah organ tubuh. 'Hati'.
(glek)

Rabu, 09 September 2015

Dunia Sampah (Puisi)



DUNIA SAMPAH
A R

Panggil aku PEMULUNG
Dibesarkan oleh kardus, botol, plastik dan besi karatan
bedakku debu
parfumku bau
bajuku pilu.

Selasa, 08 September 2015

Cinta Sekantong Kresek (Romantis)


Aku bukanlah pencinta ulung. Pacaran tidak pernah menjadi agenda dalam perjalanan hidup ini. Bagiku, jodoh pasti bertemu di saat dan tempat ketika sudah semestinya bertemu.

***
"Di sini kosong, Bang?" Sebuah suara wanita muda membangunkanku dari tidur.

"Ohh iya, Dik ... silakan!" Aku menjawab seadanya. Menggeser sedikit tubuhku, lalu melanjutkan tidur.

Senin, 07 September 2015

PERANG KAMPUNG (humor)



16:30
Bangkai-bangkai berserakan, darah berceceran di mana-mana. Beberapa laki-laki dewasa bersenjata lengkap berjalan gontai, sebagian berombongan, beberapa lainnya berjalan sendiri. Keletihan jelas terpancar dari raut wajah mereka, amarah sepertinya belum reda. Tubuh mereka berlumuran darah dan lumpur sisa pertarungan tadi.

10:15
Sabetan parang, cangkul dan tongkat bersahutan. Pekik, sorak dan sumpah serapah membahana. Suasana tercipta dengan ngeri. Sawah menjadi arena tarung, hutan di kaki bukit pinggiran kampung jadi ajang kejar-kejaran, gonggongan anjing memekakkan telinga.

07:00
Di halaman masjid kepala desa memberikan pidato:

"Bapak-bapak, sodara-sodara sekalian, kita telah sama-sama merasakan kerugian akibat hama tikus dan babi di kampung kita, hama-hama itu semakin mengganas, marilah sama-sama kita basmi mereka, bersama-sama tentu akan lebih mudah. Terima kasih atas kedatangan bapak-bapak pemburu dari desa tetangga. Dengan basmallah marilah sama-sama kita mulai perburuan hari ini.

Minggu, 06 September 2015

Stand Up Comedy Text



Assalamu'alaikum.

Selamat malam para Bloger yang saya cintai dan mencintai saya tapi malu-malu mengakuinya. Yang berkumis mulai mengedip-ngedip, cukup JONO, hentikan! Ntar di rumah saja ya sayang.
Malam ini kita mengambil tema liburan, key. Mari bernyanyi dulu:

Libur tlah tiba, libur tlah tiba, hore, hore, hore, horeee.

kenapa liriknya diulang-ulang? aneh.

Lagu anak-anak memang banyak yang aneh ya, termasuk yang ini:

Sabtu, 05 September 2015

Senja di Teras (humor)



-Senja Di Teras-

Aku sedang duduk di kursi teras saat percakapan dengan lawan bicara di seberang telpon tiba-tiba terhenti.

Coba kuulangi lagi menelpon, suara wanita menyapa dengan lembut yang kuyakin samar-samar terdengar jarak beberapa meter. Istriku yang tengah menyapu rumah sampai di teras.
"Suara kamu seksi banget, sih? Jadi pengen ketemu," suaraku setengah berbisik, "eh, sudah ya! Ada istriku nih," masih dengan berbisik lalu menutup telpon.

"Nelpon siapa, Pah?" tanya istriku dan menatap marah, "sinikan hp-nya cepat."

"Bukan siapa-siapa, Mah."

"Siniiii ...." Ia merampas hp-ku dan tanpa pikir-pikir atau melihat layar segera melakukan panggilan ulang.
Panggilan langsung terhubung.

"Hey kau wa ...," omelannya terhenti saat mendengar suara wanita di seberang telpon.

"Pulsa kartu pra-bayar anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini. Segera lakukan pengisian ulang."

GUBRAAK, sapu melayang kearahku.

Magrib at the Kost (Horor)


"Astagfirullah! Bikin kaget saja kamu, Al."
Sebuah lemparan bola sepak mendarat tepat di pelukan Firman yang baru saja pulang kuliah. Aldo yang bersembunyi di samping lemari pakaian kamar kost Firman dan Yudi tertawa geli.

"Ahahahaha ... main bola di lapangan yuk, Bang," ajak Aldo, bocah dua belas tahun, anak pemilik kost.

"Abang capek, Al! Banyak tugas. Lagian ini kan sudah hampir magrib, ga baik main dekat kuburan."

"Abang penakut ah, aku main sendiri aja."

"Terserah kamu, tapi jangan sampai magrib betul pulangnya."