Senin, 28 September 2015

Anak Sampah (Cerpen)


"Eli anak sampaaahh ... Eli anak sampaahhh," ejekan kawan-kawan sekolah Eli membuat gadis kecil yang sedikit dekil itu menangis iba di bangku kelas.

"Bu guru datang woyy, duduk cepat, duduk!" Salah seorang murid berteriak.

"Pagi anak-anak," sapa Bu Risma yang dijawab serupa oleh murid-muridnya.

"Eli, kenapa kamu?" Sang Guru tergugah melihat Eli menangis di antara teman-temannya. Eli tak menjawab, ia malah berlari keluar kelas dan tak kembali.

Minggu, 27 September 2015

Remang Remang Puisi (Puisi Keren Karya Lim Pratama)


REMANG REMANG PUISI
Lim Pratama


Dagu simpuh kaki menganga
Di intip cawet diksi kemolekan
; di sana!
Para perempuan di etalase
Payudaranya di hanger
Nafsunya di bandrol
Tunggu tangan lelaki merogoh kocek

Sabtu, 26 September 2015

PERANG KAMPUNG (cerpen Gokil)

16:30


Bangkai-bangkai berserakan, darah berceceran di mana-mana. Beberapa laki-laki dewasa bersenjata lengkap berjalan gontai, sebagian berombongan, beberapa lainnya berjalan sendiri. Keletihan jelas terpancar dari raut wajah mereka, amarah sepertinya belum reda. Tubuh mereka berlumuran darah dan lumpur sisa pertarungan tadi.


10:15


Sabetan parang, cangkul dan tongkat bersahutan. Pekik, sorak dan sumpah serapah membahana. Suasana tercipta dengan ngeri. Sawah menjadi arena tarung, hutan di kaki bukit pinggiran kampung jadi ajang kejar-kejaran, gonggongan anjing memekakkan telinga.


07:00


Di halaman masjid kepala desa memberikan pidato:
"Bapak-bapak, sodara-sodara sekalian, kita telah sama-sama merasakan kerugian akibat hama tikus dan babi di kampung kita, hama-hama itu semakin mengganas, marilah sama-sama kita basmi mereka, bersama-sama tentu akan lebih mudah. Terima kasih atas kedatangan bapak-bapak pemburu dari desa tetangga. Dengan basmallah marilah sama-sama kita mulai perburuan hari ini.

Kamis, 24 September 2015

Dealova (cerpen)


"Bunda ... Ayah ganteng, ya?" Putri berujar setelah kami selesai shalat berjamaah, memeluk bundanya dengan manja dalam balutan mukena.

"Kalau ayahmu ndak ganteng mana Bunda mau," Viona tersenyum manis ke arahku, mendekap putrinya.

Selasa, 22 September 2015

Indonesia adalah Kita, Kita adalah Indonesia




Negeri syurga, aneka suku bangsa, ragam budaya, ribuaan bahasa, dan segala keaneka ragaman hayati melebur bersama satu tanah air bernama Indonesia. Pulau-pulau berseri, lautan sakti, lembah dan gunung asri adalah kenyataan pasti betapa kaya dan maruahnya negeri ini. Tak akan bisa dipungkiri kita lahir, tumbuh, besar, makan, minum dan dimanjai oleh rahim ibu pertiwi. Itulah faktanya.
Semenjak dahulu kala kekayaan negeri ini mashur di penjuru dunia.

Senin, 21 September 2015

Terlantar Duka Menampar Iba (puisi)




-Terlantar Duka Menampar Iba

Salam panas kotaku
di ujung jauh
di lembah kehidupan ini
dua sisi membelit sang nasib
berjibaku menyeret kaki tersembilu

Jumat, 18 September 2015

Berandal Malam


Ini duniaku, dimana ramah adalah sampah. Adzan isya' sudah pergi dari tadi, saatnya menunjukkan pada dunia bahwa aku ada.

Trotoar ini tak pernah bosan ditapaki jejakku, jejak penista. Di atas gelindingan roda sana, napas-napas sesak menuju pulang, mungkin pulang. Di sisi lain kulihat pertokoan sudah tutup, mereka telah menyudahi cerita ini hari.

Ada tikus berlarian. Gerakannya lincah, lincah sekali. Tubuhnya gempal, perutnya buncit. Aku rasa mereka lebih lincah dan lebih buncit dari delapan tahun yang silam. Di sana ada kucing, tak bergeming, hanya memandang. Takut atau mungkin sang tikus sudah menyediakan makan malam buat mereka.

Kamis, 17 September 2015

Stand Up Comedy Text

KABUT ASAP

Assalamu'alauikum
Malam semua ....

Sudah pada tahu kan kalau di Sumatera dan Kalimantan lagi diselimuti kabut asap? Dan gua diselimuti kabut rindu.

Di kota gua, jarak pandang hanya berkisaran antara 200 sampai 500 meter. Bahkan pada menjelang terbit atau terbenam matahari jarak pandang malah lebih parah.

Selasa, 15 September 2015

Nasib Anak Kost (Humor)



Nasib Anak Kost

Julian: "Bang, lu liat ketupat sayur yang di meja ga, tadi sebelum mandi gua beli?"

Aziz: "Punya elu, Jul? Wah kurang ajar tu Si Wiro."

Julian: "Dia yang ngabisin?"

Sabtu, 12 September 2015

Anyir Darah Malam Pertama (Thriller)


"Lalu bagaimana dengan janji-janji kita, Bang?"

"Orang tuaku, Dek."

"Lantas, Abang menyerah?"

"Percayalah ... hati abang hanya untukmu, Dek."

Itulah percakapan terakhirku dengan Bang Rusdi.

***
Hari ini seisi kampung geger dengan ditemukannya dua mayat di kamar pengantin, di atas ranjang, dan berpelukan. persis pagi hari setelah pesta penikahan.

'Santi, Bang Rusdi sudah menjadi milikku dan akan kubawa serta kemanapun aku 'kan pergi. Ini aku tinggalkan apa yang sudah menjadi milikmu.'

Sebuah surat tertuju untukku. Berdarah-darah, tertancap dengan sebuah paku di dinding bersama sebuah organ tubuh. 'Hati'.
(glek)

Rabu, 09 September 2015

Dunia Sampah (Puisi)



DUNIA SAMPAH
A R

Panggil aku PEMULUNG
Dibesarkan oleh kardus, botol, plastik dan besi karatan
bedakku debu
parfumku bau
bajuku pilu.

Selasa, 08 September 2015

Cinta Sekantong Kresek (Romantis)


Aku bukanlah pencinta ulung. Pacaran tidak pernah menjadi agenda dalam perjalanan hidup ini. Bagiku, jodoh pasti bertemu di saat dan tempat ketika sudah semestinya bertemu.

***
"Di sini kosong, Bang?" Sebuah suara wanita muda membangunkanku dari tidur.

"Ohh iya, Dik ... silakan!" Aku menjawab seadanya. Menggeser sedikit tubuhku, lalu melanjutkan tidur.

Senin, 07 September 2015

PERANG KAMPUNG (humor)



16:30
Bangkai-bangkai berserakan, darah berceceran di mana-mana. Beberapa laki-laki dewasa bersenjata lengkap berjalan gontai, sebagian berombongan, beberapa lainnya berjalan sendiri. Keletihan jelas terpancar dari raut wajah mereka, amarah sepertinya belum reda. Tubuh mereka berlumuran darah dan lumpur sisa pertarungan tadi.

10:15
Sabetan parang, cangkul dan tongkat bersahutan. Pekik, sorak dan sumpah serapah membahana. Suasana tercipta dengan ngeri. Sawah menjadi arena tarung, hutan di kaki bukit pinggiran kampung jadi ajang kejar-kejaran, gonggongan anjing memekakkan telinga.

07:00
Di halaman masjid kepala desa memberikan pidato:

"Bapak-bapak, sodara-sodara sekalian, kita telah sama-sama merasakan kerugian akibat hama tikus dan babi di kampung kita, hama-hama itu semakin mengganas, marilah sama-sama kita basmi mereka, bersama-sama tentu akan lebih mudah. Terima kasih atas kedatangan bapak-bapak pemburu dari desa tetangga. Dengan basmallah marilah sama-sama kita mulai perburuan hari ini.

Minggu, 06 September 2015

Stand Up Comedy Text



Assalamu'alaikum.

Selamat malam para Bloger yang saya cintai dan mencintai saya tapi malu-malu mengakuinya. Yang berkumis mulai mengedip-ngedip, cukup JONO, hentikan! Ntar di rumah saja ya sayang.
Malam ini kita mengambil tema liburan, key. Mari bernyanyi dulu:

Libur tlah tiba, libur tlah tiba, hore, hore, hore, horeee.

kenapa liriknya diulang-ulang? aneh.

Lagu anak-anak memang banyak yang aneh ya, termasuk yang ini:

Sabtu, 05 September 2015

Senja di Teras (humor)



-Senja Di Teras-

Aku sedang duduk di kursi teras saat percakapan dengan lawan bicara di seberang telpon tiba-tiba terhenti.

Coba kuulangi lagi menelpon, suara wanita menyapa dengan lembut yang kuyakin samar-samar terdengar jarak beberapa meter. Istriku yang tengah menyapu rumah sampai di teras.
"Suara kamu seksi banget, sih? Jadi pengen ketemu," suaraku setengah berbisik, "eh, sudah ya! Ada istriku nih," masih dengan berbisik lalu menutup telpon.

"Nelpon siapa, Pah?" tanya istriku dan menatap marah, "sinikan hp-nya cepat."

"Bukan siapa-siapa, Mah."

"Siniiii ...." Ia merampas hp-ku dan tanpa pikir-pikir atau melihat layar segera melakukan panggilan ulang.
Panggilan langsung terhubung.

"Hey kau wa ...," omelannya terhenti saat mendengar suara wanita di seberang telpon.

"Pulsa kartu pra-bayar anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini. Segera lakukan pengisian ulang."

GUBRAAK, sapu melayang kearahku.

Magrib at the Kost (Horor)


"Astagfirullah! Bikin kaget saja kamu, Al."
Sebuah lemparan bola sepak mendarat tepat di pelukan Firman yang baru saja pulang kuliah. Aldo yang bersembunyi di samping lemari pakaian kamar kost Firman dan Yudi tertawa geli.

"Ahahahaha ... main bola di lapangan yuk, Bang," ajak Aldo, bocah dua belas tahun, anak pemilik kost.

"Abang capek, Al! Banyak tugas. Lagian ini kan sudah hampir magrib, ga baik main dekat kuburan."

"Abang penakut ah, aku main sendiri aja."

"Terserah kamu, tapi jangan sampai magrib betul pulangnya."