Sabtu, 05 September 2015

Magrib at the Kost (Horor)


"Astagfirullah! Bikin kaget saja kamu, Al."
Sebuah lemparan bola sepak mendarat tepat di pelukan Firman yang baru saja pulang kuliah. Aldo yang bersembunyi di samping lemari pakaian kamar kost Firman dan Yudi tertawa geli.

"Ahahahaha ... main bola di lapangan yuk, Bang," ajak Aldo, bocah dua belas tahun, anak pemilik kost.

"Abang capek, Al! Banyak tugas. Lagian ini kan sudah hampir magrib, ga baik main dekat kuburan."

"Abang penakut ah, aku main sendiri aja."

"Terserah kamu, tapi jangan sampai magrib betul pulangnya."


Aldo mengambil bolanya dengan lesu dan meninggalkan Firman yang rebahan di tempat tidur. Sesekali Firman memang biasa bermain bersama Aldo di lapangan bola yang berdampingan dengan perkuburan umum tak seberapa jauh dari tempat kost-nya. Tapi tidak hari ini.

***
"Internetan mulu, ke masjid yuk, Man."

"Ga deh, Yud. Capek."

"Ayolah! Ba'da magrib ada pengajian ustadz kondang lho." Yudi, teman sekamar Firman coba menjelaskan.

"Kita masih muda, Yud ... nantilah kalau sudah tua belajar agamanya," jawab Firman sekenanya, sambil terus sibuk dengan laptopnya.

"Mati ga' pandang umur, Man ... Aldo, yang masih bocah lebih dulu dari kita." Yudi membetulkan pecinya,

"ya sudah, aku berangkat ... hati-hati dengan mati!" Yudi mengerling, kemudian berlalu meninggalkan Firman yang berusaha memahami maksud temannya.

Aldo mengalami kecelakaan seminggu yang lalu. Ia tertabrak mobil saat menyebrang jalan, seusai bermain bola bersama teman-temannya.

***
Sore ini terasa sepi, hening dan sedikit gerimis. Firman masih sibuk internet-an dengan laptopnya. semilir angin yang entah berasal dari mana mengusik bulu roma Firman. Selang beberapa detik kemudian, pintu kamar kost tiba-tiba terbuka, seorang anak dengan wajah pucat pasi yang dikenalnya bernama Aldo seketika muncul.

"Main bola di lapangan yuk, Bang! Dekat rumah baruku."

Firman tersentak, seketika terbangun dari tidurnya.



"Astagfirullah," ia bergumam masih terbayang dengan mimpi menakutkan barusan.

Gema azan magrib masih terdengar, Firman menyambar sarung dan pecinya, segera menyusul Yudi.
Sementara itu di samping lemari, seorang bocah dengan bola di pangkuannya tersenyum menyeringai, pucat pasi.
(glek)


2 komentar:

  1. Ayah Raziq punya blog juga... :v
    Saling kunjung ya...

    gorigotri.blogspot.com

    BalasHapus
  2. iya nih mas Reza, baru bikin

    Insya Allah

    oke sip

    BalasHapus